Resensi Film Tanda Tanya
1. Latar belakang Sutradara
Hanung Bramantyo atau Setawan Hanung Bramantyo lahir di jogjakarta, 1 oktober 1975. Umur 38 tahun, adalah seorang sutradara asal indonesia, beragama islam. Pada tahun 2005 Ia terpilih sebagai sutradara terbaik lewat film arahannya, Brownies, (piala citra- film lebar).
Ia juga didominasikan sebagai sutradara terbaik untuk film cerita lepasnya, sayekti dan hanafi. Pada tahun 2007 ia kembali terpilih sebagai sutradara terbaik melalui film Get Married.
Bramantyo pernah kuliah di fakultas Ekonomi Universitas islam Indonesia namun ia tidak menyelesaikannya, setelah itu ia pindah mempelajari dunia film di jurusan Film Fakultas Film dan Televisi Insititu Kesenian Jakarta. Adapun fiml film yang pernah ia garap yaitu dianatarnya, perempuan berkalung sorban, Cinta Tapi Beda, Soekarno, Tanda Tanya dll.
2. Penokohan
- Reza Rahadian berperan sebagai Sholeh atau suami dari Menuk.
- Revalina S Temat berperan sebagai Menuk.
- Rio Dewanto berperan sebagai Ping Hen.
- Agus Kuncoro seorang aktor melarat yang hidup di Mesjid dan akhirnya mendapatkan “peran” dalam sebuah pementasan drama di Gereja sebagai Yesus.
- Endhita berperan sebagai Rika.
- Hengky Solaiman berperan sebagai An Kat Sun
3. Konflik
Konflik dalam film ini diawali dengan kasus pembunuhan terhadap pendeta yang akan melakukan ibadah di gereja, diduga pembunuhan tersebut dilakukan oleh pihak muslim, disitulah muslim dianggap sebagai teroris. Sikap ini pula yang menyebabkan sifat egois setiap kelmpok, yaitu menganggap bahwa agama yang mereka anut adalah agama yang paling benar, dan menganggap agama lain sesat.
4. Rekomendasi :
Film ini perlu di tonton untuk memberikan pemahan bahwa sikap pluralisme dalam beragama itu harus ada, karena mengapa? Di lihat dari definisinya saja pluralisme agama adalah paham tentang kemajemukan agama. Bahwa ada agama agama lain diluar agama yang kita anut , kita sadar, megetahui, dan mengakui tentang “ keberadaan ” bukan ( kebenaran ) agama agama lain tersebut.
Saya rasa sikap pluralisme seperti yang tertuang dalam film tanda tanya tersebut hendaknya diterima sebagai realitas duniawiyah yang musti ada, atas dasar penerimaan realitas itu, semua umat beragama, hendaknya saling menghormati, dan bertoleransi satu sama lain.
5. Tujuan
Meskipun berbeda Agama, film tanda tanya ini memberikan pencerahan kepada masyarakat agar kita bersikap terbuka, menghargai, dan saling menghormati satu sama lain, di dalam hidup beragama.
6. Komentar
Dalam film tanda tanya ini menceritakan tentang klaim kebenaran dan pluralisme agama. Ini sangat menarik, kecendrungan berkonflik itu merupakan salah satu kosekuensi dari hidup berbeda agama, mereka menganggap bahwa agama yang dianutnya adalah agama yang paling benar. Akibatnya rasa sikap tidak toleran terhadap agama lain mudah sekali muncul.
Secara garis besar, saya rasa film ini ingin memberitahukan bahwasanya kita harus bersikap plurarisme dalam menjalani hidup di tengah perbedaan umat beragama yang ada di Indonesia.
Dengan diharamkannya Pluralisme oleh MUI, mungkin ini salah satu motivasi mengapa Hanung menggarap film tanda tanya ini, karena mungkin bagi Hanung sendiri Pluralisme adalah tanda tanya besar yang harus di jawab oleh siapa pun.
Hanung Bramantyo atau Setawan Hanung Bramantyo lahir di jogjakarta, 1 oktober 1975. Umur 38 tahun, adalah seorang sutradara asal indonesia, beragama islam. Pada tahun 2005 Ia terpilih sebagai sutradara terbaik lewat film arahannya, Brownies, (piala citra- film lebar).
Ia juga didominasikan sebagai sutradara terbaik untuk film cerita lepasnya, sayekti dan hanafi. Pada tahun 2007 ia kembali terpilih sebagai sutradara terbaik melalui film Get Married.
Bramantyo pernah kuliah di fakultas Ekonomi Universitas islam Indonesia namun ia tidak menyelesaikannya, setelah itu ia pindah mempelajari dunia film di jurusan Film Fakultas Film dan Televisi Insititu Kesenian Jakarta. Adapun fiml film yang pernah ia garap yaitu dianatarnya, perempuan berkalung sorban, Cinta Tapi Beda, Soekarno, Tanda Tanya dll.
2. Penokohan
- Reza Rahadian berperan sebagai Sholeh atau suami dari Menuk.
- Revalina S Temat berperan sebagai Menuk.
- Rio Dewanto berperan sebagai Ping Hen.
- Agus Kuncoro seorang aktor melarat yang hidup di Mesjid dan akhirnya mendapatkan “peran” dalam sebuah pementasan drama di Gereja sebagai Yesus.
- Endhita berperan sebagai Rika.
- Hengky Solaiman berperan sebagai An Kat Sun
3. Konflik
Konflik dalam film ini diawali dengan kasus pembunuhan terhadap pendeta yang akan melakukan ibadah di gereja, diduga pembunuhan tersebut dilakukan oleh pihak muslim, disitulah muslim dianggap sebagai teroris. Sikap ini pula yang menyebabkan sifat egois setiap kelmpok, yaitu menganggap bahwa agama yang mereka anut adalah agama yang paling benar, dan menganggap agama lain sesat.
4. Rekomendasi :
Film ini perlu di tonton untuk memberikan pemahan bahwa sikap pluralisme dalam beragama itu harus ada, karena mengapa? Di lihat dari definisinya saja pluralisme agama adalah paham tentang kemajemukan agama. Bahwa ada agama agama lain diluar agama yang kita anut , kita sadar, megetahui, dan mengakui tentang “ keberadaan ” bukan ( kebenaran ) agama agama lain tersebut.
Saya rasa sikap pluralisme seperti yang tertuang dalam film tanda tanya tersebut hendaknya diterima sebagai realitas duniawiyah yang musti ada, atas dasar penerimaan realitas itu, semua umat beragama, hendaknya saling menghormati, dan bertoleransi satu sama lain.
5. Tujuan
Meskipun berbeda Agama, film tanda tanya ini memberikan pencerahan kepada masyarakat agar kita bersikap terbuka, menghargai, dan saling menghormati satu sama lain, di dalam hidup beragama.
6. Komentar
Dalam film tanda tanya ini menceritakan tentang klaim kebenaran dan pluralisme agama. Ini sangat menarik, kecendrungan berkonflik itu merupakan salah satu kosekuensi dari hidup berbeda agama, mereka menganggap bahwa agama yang dianutnya adalah agama yang paling benar. Akibatnya rasa sikap tidak toleran terhadap agama lain mudah sekali muncul.
Secara garis besar, saya rasa film ini ingin memberitahukan bahwasanya kita harus bersikap plurarisme dalam menjalani hidup di tengah perbedaan umat beragama yang ada di Indonesia.
Dengan diharamkannya Pluralisme oleh MUI, mungkin ini salah satu motivasi mengapa Hanung menggarap film tanda tanya ini, karena mungkin bagi Hanung sendiri Pluralisme adalah tanda tanya besar yang harus di jawab oleh siapa pun.
Komentar
Posting Komentar